jump to navigation

SURAT-SURAT BERSIH DIRI MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB (2) 13 Juli 2010

Posted by yopie noor in Tarikh.
Tags: , , ,
add a comment

Surat beliau kepada penduduk Riyadh dan Manfuhah ketika beliau bermukim di al-‘Uyaynah. Surat ini beliau kirimkan pula kepada Abdullah bin ‘Isa, seorang hakim tinggi di wilayah ad-Dir’iyah sebagai tanggapan atas desas-desus yang cukup gencar.

Bismillahirrahmanirrahim

Dari Muhammad bin Abdul Wahab kepada semua kaum Muslimin yang menerimanya.

Salamun ‘alaikum wr wb… Adapun setelah itu

Allah swt berfirman:

“Dan orang-orang yang membantah (agama) Allah sesudah agama itu diterima, maka bantahan mereka itu sia-sia saja, di sisi Tuhan mereka. Mereka mendapat kemurkaan (Allah) dan bagi mereka adzab yang sangat keras”. (asy-Syu’ara: 16).

Hal ini dikarenakan Allah telah mengutus Muhammad saw agar menerangkan kepada seluruh manusia tentang yang haq dan bathil. Maka beliau saw dengan sangat jelas dan gamblang menjelaskan segala yang mereka bantahkan kepada Allah dalam masalah agama mereka. Bahkan beliau saw tidak wafat sehingga manusia berada pada keputihan jalan, malamnya bagaikan waktu siangnya.

Bila anda telah mengerti hal ini, maka mereka syaitan-syaitan itu adalah manusia paling jengkel dalam membantah Allah setelah mereka menerimanya. Mereka bantah bila melihat seseorang mengajarkan kepada manusia apa yang diperintah Rasulullah saw. Seperti “Syahadatu alla ‘ilaha ilal’lah” dan segala sesuatu yang menjadi larangan bagi mereka. Seperti meyakini makhluk-makhluk shalih dan lain-lainnya. Mereka bangkit menentang dan mencampur baurkan antara yang haq dan yang bathil, sambil berkata: Mengapa kalian mengikafirkan orang-orang Muslim, dan mengapa kalian memaki-maki orang mati keluarga Fulan yang ramah menjamu tamu-tamu, keluarga si Fulan yang ahli begini begini. Tapi maksud mereka itu tidak lain kecuali akan mengubur dalam-dalam makna “La ilaha illal’lah”, sehingga jelaslah bahwa keyakinan kepada para shalihin akan memberi manfaat dan mudharat serta do’a-do’a mereka adalah kafir. Mereka menukilnya dari al-Millah. Kemudian manusia itu berkata kepada mereka: “Sesungguhnya kalian sebelum ini adalah orang-orang bodoh; untuk apa kalian tidak menyuruh kami melaksanakan kebenaran ini”.

Saya kabarkan anda, bahwa saya sendiri -demi Allah yang tiada tuhan selain Dia- baru saja telah mengkaji ilmu tauhid ini. Dan saya yakin, bahwa orang yang mengenal saya akan beranggapan bahwa saya telah memiliki ilmu pengetahuan yang benar tentang tauhid itu. Padahal waktu itu saya tidak tahu makna “La ilaha illal’lah”, tidak tahu apa itu Islam, sebelum Allah menganugerahkan kebaikan ini. Demikian guru-guru saya, tak seorang pun di antara mereka yang tahu. Maka bila ada salah seorang ulama dari al-‘Aridh berkata, bahwa sebelum ini dia telah mengetahui makna “La ilaha illal’lah”, atau dia mengaku tahu makna agama Islam, atau berkata bahwa salah seorang gurunya telah mengetahuinya, maka dia telah berbohong. Dia telah berdusta, dan mengelabui manusia serta memuji-muji dirinya.

Buktinya ialah, bahwa saya sendiri tak kenal seorang ulama pun yang lebih mulia dari Abdullah bin ‘Isa, di antara jajaran para ulama Nejed dan al-‘Aridh ataupun yang lainnya.

Dia insya Allah, anda sekalian telah mendengarkan kata-katanya. Karena itu, taqwa lah anda semua pada Allah, jangan sombong terhadap Tuhan dan Nabi anda. Pujilah Tuhan anda yang Maha Suci dan Yang Memberi segala sesuatu kepada anda, maka anda akan menerima dengan gembira orang yang memberi tahu anda tentang agama Nabi anda saw. Dan janganlah anda termasuk orang yang menukar nikmat Allah dengan kekufuran, dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan, yakni neraka jahannam, seburuk-buruk tempat kediaman.

Bila mengenai hal itu, haruslah anda ketahui, bahwa seorang yang mengucapkan “La ilaha illal’lah” itu harus utuh nafi dan itsbatnya. Itsbat (menetapkan) bahwa Uluhiyah (ke-Tuhanan) itu segalanya milik Allah semata, dan nafi (membuang) segala penuhanan para Nabi dan para shalihin, dan sebagainya.

Maka Uluhiyah bukan berarti Dia tidak mencipta, atau tidak memberi rizki, tidak mengatur, tidak menghidupkan dan tidak mematikan kecuali Allah. Sebab orang-orang kafir yang diperangi Rasulullah saw menyatakan ikrar akan tauhid ini. Sebagaimana Allah berfirman:

“Katakanlah: Siapakah yang memberi rizki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati, dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan? Maka mereka akan menjawab “Allah”. Maka katakanlah: Mengapa kamu tidak bertaqwa (kepada-Nya). (Yunus: 31).

Anda sebagai hamba Allah, berpikirlah tentang orang-orang kafir yang diterangkan Allah ini. Mereka semua ikrar bahwa apa yang diterangkan tadi hanyalah bagi Allah semata tanpa sekutu bagi-Nya. Mereka hanya syirik dengan mendo’a para Nabi dan para shalihin, memuja-muja mereka dan bernadzar untuk mereka, bertawakal kepada mereka agar didekatkan kepada Allah, sebagaimana difirmankan Allah:

“Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. (az-Zumar: 3).

Kalau anda tahu, para taghut tulang keruk kekayaan yang disembah manusia itu sangat tersohor di kalangan tertentu dan masyarakat awam. Mereka memerintahkan manusia agar bernadzar, kemudian mengeruk dari balik dinding dan bebatuan. Mereka semua murtad, keluar dari Islam. Orang yang mendebat perbuatan mereka, atau menolak orang yang mengkafirkan mereka, atau beranggapan bahwa walaupun perbuatan mereka itu bathil, tidak membuat mereka kafir, maka paling tidak pendebat itu fasik. Perbuatan mereka tidak diterima, demikian pula syahadat yang mereka ucapkan dan tidak boleh bersembahyang di belakang mereka, bahkan Islam seseorang tidak sah kecuali suci dari mereka dan mengkafirkan mereka. Allah telah berfirman:

“Karena itu, barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat. (al-Baqarah”: 253).

Sebagai bukti, bila anda melihat seorang yang ingkar dan membelot dari firman ini, tidak syak lagi: kalau tidak, dia akan mengaku seorang yang arif, maka katakan saja kepadanya: Ini masalah besar yang tak kan pernah terlupakan. Bila anda belum tahu dalil dari firman Allah dan Rasul-Nya, silahkan petik dari pendapat ulama sebagai bukti kebenaran anda. Kalau dia berkata bahwa dia mempunyai dalil, suruhlah dia menulisnya, sehingga saya bisa mengajukannya kepada alim-ulama ahli ma’rifah, sehingga masalahnya menjadi jelas, bahwa kebenaran ada pada anda. Saya tambahkan pula, bahwa Nabi saw telah menerangkan perbedaan antara yang haq dan yang bathil. Bila pendebat itu mengaku bodoh, tidak tahu apa-apa, ahai… sebagai seorang hamba Allah mengapa anda harus membiarkan perbuatan dan perkataan yang dibenci Allah dan Rasul-Nya, dan mengeluarkan anda dari agama Islam karena mengikuti seorang laki-laki yang berkata: “Sungguh saya seorang yang arif”, namun setelah anda memintanya sebuah dalil, dia tidak tahu apa-apa sebagaimana yang anda sendiri ketahui. Atau jelas-jelas akan mengikuti seorang yang bodoh, yang menentang bila diajak taat kepada Tuhan anda dan kepada apa yang diterangkan Nabi anda saw dan para alim ulama setelah beliau? Ingatlah baik-baik apa yang dikisahkan Allah kepada anda dalam kitab-Nya, agar anda mengambil i’tibar, Dia berfirman:

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus kepada (kaum) Tsamud saudara mereka Shalih (yang menyeru): Sembahlah Allah. Tetapi tiba-tiba mereka (jadi) bermusuhan. (an-Naml: 45).

Mereka itu akan dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, lalu bagaimana dengan anda? Seorang yang membawa perintah Rasul saw telah datang memberi kabar kepada anda. Bila anda mau menjadi seperti dua golongan yang bermusuhan, apakah anda tidak takut akan adzab seperti yang telah menimpa mereka?

Alhasil, masalah tauhid bukanlah seperti masalai-masalah ibadah khusus, tapi ia wajib dianalisa dan diperdalam oleh setiap alim dan bodoh, seorang muhrim dan bukan muhrim, dan laki-laki serta perempuan. Saya katakan kepada anda: Patuhilah saya, tapi pada apa yang saya katakan. Kalau anda beranggapan bahwa Allah swt menganugerahi anda nikmat dan mengutamakan anda dengan Muhammad saw serta menerang seluruh agama anda, maka jangan sekali-kali anda mematuhi saya, juga yang selain saya. Silahkan anda lakukan sebanyak mungkin apa yang diperintahkan Nabi anda dan ulama yang datang setelah beliau, jangan sekali-kali anda mendongkoli Muhammad saw. Sedangkan ucapan anda bahwa saya mengkafirkan orang-orang Muslim, mengapa ini bisa terjadi dan mengapa tindakan anda begitu? Sesungguhnya saya tidak pernah mengkafirkan orang-orang Muslim, tapi yang saya kafirkan hanyalah orang-orang musyrik.

Dan manusia yang paling sesat juga adalah orang yang bertasawwuf di mi’kal (suatu tempat pengasingan) dan semacamnya, seperti Walad Musa bin Jau’an. Para alim ulama mengatakan bahwa Ibnu ‘Arabi adalah di antara deretan para tokoh atheis (al-ittihadiyah), padahal mereka adalah manusia paling kafir melebihi orang-orang Yahudi dan Kristen. Maka siapa yang belum masuk agama Muhammad saw dan mensucikan diri dari faham atheis, dia kafir dan suci dari Islam, tidak sah bershalat di belakangnya dan syahadatnya tidak diterima.

Yang sangat mengherankan adalah, bahwa orang yang mengaku ilmuwan itu beranggapan bahwa dia tidak perlu mengikuti firman Allah dan sabda Rasul-Nya, bahkan dia mengaku tahu tentang pendapat-pendapat golongan mutaakhirin, sebagaimana disebutkan dalam kitab Iqna’. Padahal pengarang Iqna’ sendiri mengatakan bahwa siapa yang ragu-ragu mengkafirkan mereka, tuan-tuan syekh itu, maka dia telah kafir. Maha Suci Allah, bagaimana bisa terjadi, mereka mengamalkan apa yang ada di dalam kitab mereka, tapi orang yang mengamalkannya dikatakan kafir. Dan lagi, mereka berkata: Saya ahli ma’rifah dan kebenaran, yang lain anak kecil bodoh. Anak kecil itu berkata: “Tampakkan pada saya kitab anda!”. Ternyata mereka enggan menampakkannya, tapi dalam hal ini mereka tidak menunjukkan kebodohan dan kesesatan mereka.

Dan lagi, bahwa mereka itu bodoh dan sesat tampak bila mereka melihat seseorang mengajarkan “Syahadatu alla ilaha illa’lah” kepada kaum tua dan muda di kalangan mereka. Mereka berkata: “Katakan kepada mereka, agar mereka meninggalkan perbuatan haram!”. Inilah bukti paling nyata bahwa mereka itu tolok, mereka tidak tahu apa-apa kecuali menguras harta kekayaan, sedangkan kepada masalah kejahatan syirik mereka buta. Allah ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kedzaliman yang besar”. (Luqman: 13).

Lalu kedzaliman macam apa yang keluar dari Islam, apakah yang diucapkan dengan kalimatnya, atau memuji para thaghut atau mendebat mereka. Walaupun mereka berpuasa dengan berbuat dzalim yang tidak keluar dari Islam. Pilih saja, apakah mereka harus dikisas atau menunggu ampunan Allah? Nyata, bahwa pada keduanya terdapat perbedaan yang besar.

Singkatnya, kalau anda mengerti apa yang tersebut di atas, bahwa Nabi saw telah menerangkan agama, ketahuilah semua itu, bahwa mereka setan-setan itu telah banyak menghalalkan yang haram dalam masalah riba, jual beli dan sebagainya. Mereka kerap mengharamkan yang halal bagi anda, mereka mempersempit hal-hal yang diberi kelapangan oleh Allah. Kalau anda mendapatkan perselisihan faham, maka bertanyalah kepada sumber yang dalangnya dari Allah dan Rasul-Nya, jangan mematuhi saya atau orang lain.

Wa salamun ‘alaikum wr. wb.

Sumber:

  • al-Makhthuthah hal. 79-83
  • al-Mushawwarah hal 77-80
  • ad-Durar as-Sunniyah jilid VI, hal. 70-73

SURAT-SURAT BERSIH DIRI MUHAMMAD BIN ABDIL WAHAB (1) 9 Juli 2010

Posted by yopie noor in Tarikh.
Tags: , , , , ,
add a comment

Surat beliau ke berbagai negara.

Bismillahirrahmanirrahim

Dari Muhammad bin Abdil Wahab kepada seluruh kaum muslimin yang menerima surat ini.

Salamun ‘alaikum wr. wb….. Amma ba’du

Maka ketahuilah -rahimakumullah, Allah telah mengutus Muhammad saw kepada segenap manusia agar memberi kabar gembira dan ancaman. Syurga adalah kabar gembira bagi para pengikutnya dan neraka sebagai ancaman bagi manusia yang tidak mengikutinya.

Anda semua telah mengetahui pernyataan para alim ulama ahli ma’rifah, bahwa tauhid yang saya ajarkan kepada seluruh manusia adalah tauhid yang diajarkan para Rasul Allah. Bahkan setiap muthawwi’ (ahli ibadah) yang memendam rasa dongkol itupun telah mengakuinya pula; mereka tahu bahwa tradisi berkeyakinan yang aneh-aneh kepada para shalihin adalah perbuatan syirik, sebagaimana telah difirmankan Allah:

Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya syurga, dan tempatnya adalah neraka. (al-Maidah: 72).

Bila anda sekalian telah mengerti hal ini, maka hendaknya anda ketahui bahwa mereka berkata: “Kalau orang-orang al-Aridh membiarkan takfir dan perang, berarti mereka berada pada agama Allah dan Rasul-Nya”. Saya sama sekali belum pernah mengkafirkan dan tidak pula memerangi anda sekalian, kecuali hanya memberi nasehat sehubungan dengan tauhid yang anda sekalian tukas, karena anda telah mengetahui bahwa hal itu tiada lain daripada Allah dan Rasul-Nya. Bahkan anda sekalian mengaku telah mengamalkannya, sebab anda sekalian adalah ummat Muhammad, lahir dan batin.

Saya akan menerangkan hal ini dalam suatu perumpamaan dengan masalah kiblat Nabi saw dan seluruh ummatnya bershalat, demikian pula orang-orang Kristen, mereka bersembahyang. Tapi kiblat beliau saw dan seluruh ummatnya ialah Baitullah, sedangkan kiblat orang-orang Nasrani ialah tempat terbitnya matahari. Maka masing-masing kita dan mereka pada bershalat, hanya saja kita berbeda kiblat.

Kalau anda seorang dari ummat Muhammad saw mengakui hal ini, tapi dia membenci orang yang menghadap kiblat, dan menyukai orang yang berkiblat pada matahari, masihkah anda akui dia seorang muslim?

Disinilah duduk masalahnya. Nabi saw diutus dengan membawa ajaran tauhid, anggaplah tauhid itu kiblat, dan syirik itu sebagai berkiblat ke timur, tapi perumpamaan ini kecil, kiblat terlalu kecil untuk dijadikan perumpamaan dalam masalah ini. Saya sarankan, bertauhidlah anda kepada Allah, jangan sia-siakan kehormatan yang dianugerahi Allah kepada anda sekalian. Anda sekalian lebih menyukai agama orang-orang Kristen daripada agama Nabi anda.

Bila anda mendebat Allah karena benci kepada pengikut tauhid sebagai agama Allah dan Rasul-Nya, dan lebih menyukai berdo’a kepada selain Allah dan para pengikutnya, yang sebenarnya dia sendiri tahu bahwa itu perbuatan syirik, mungkinkah dia akan diampuni Allah?

Nasehat saya ini hanya akan mendapatkan tempat di hati siapa yang takut kepada siksa akhirat, tidak kepada yang hatinya kering kerontang.

Wassalam

Sumber:

  • Al Mukhthuthah hal. 83-84
  • Al Mushawwarah hal. 39
  • Ad Durar As Sunniyah juz 1, hal. 60-61

Muhammad bin Abdil Wahab bin Sulaiman at Tamiemie (1115-1206 H) adalah seorang penganjur kebangkitan agama, pengajak kepada tauhid yang murni, penyeru pembuang bid’ah-bid’ah dan menghancurkan keragu-raguan yang digantungkan kepada agama islam. Ia mengajak manusia berpegang betul-betul kepada Qur’an dan Hadits.

Pengikut-pengikutnya oleh musuhnya dinamakan Wahabiyien. Sebutan ini tersiar diantara orang-orang Eropa, lalu mereka memasukkan sebutan itu ke dalam buku mereka berupa kamus dan sebangsanya.

Sebagian dari orang-orang Eropa dan musuh-musuh Muhammad bin Abdil Wahab menjadikan sikap bin Abdil Wahab itu sebagai suatu aliran (madzhab) baru dalam Islam. Anggapan dan ketentuan itu tidak benar. Dalam Islam tidak ada madzhab Wahabi. Apa yang pernah dilakukan oleh Muhammad bin Abdil Wahab adalah sesuai dengan agama.

Tentang cara Muhammad bin Abdil Wahab mengajak dan menyiarkan kebenaran Islam itu, mungkin ada yang tidak setuju, tapi pada pokoknya dia sudah benar, tidak salah.

oleh: ustadz Abdul Qadir H.

Sejak Empat Abad Lalu Zionis Telah Rencanakan Penyerbuan Palestina 12 Juni 2010

Posted by yopie noor in Muslim Dunia, Tarikh.
Tags: , , , , , ,
1 comment so far

Doktor Abdul Azis Muhammad al-Syanawi dalam buku tarikh-nya “Ad-Daulah Al-Utsmaniyah”, mengatakan bahwa indikasi pertama Zionis hendak menyerbu Palestina terjadi pada kira-kira empat abad yang lalu.

Berturut-turut mereka berusaha untuk memperoleh izin resmi dari Khalifah Utsmani untuk hijrah ke Palestina. Hal itu terbukti pada tahun 1517 ketika Sultan Salim al-Awwal yang menaklukkan Mesir, mengeluarkan Dekrit yang melarang orang Yahudi berhijrah ke Sinai. Kemudian ketika putranya Sulaiman al-Qanuni menjabat sebagai Khalifah, juga telah mengeluarkan Dekrit, untuk memperkuat larangan bagi orang-orang Yahudi berhijrah ke Sinai.

Namun setelah ia mangkat, digantikan oleh sultan-sultan yang agak lemah pendiriannya, sehingga orang Yahudi dapat menggunakan kesempatan dalam kelemahan mereka itu untuk melakukan hijrah secara bergelombang ke arah Thur (Sinai). Sinai pada waktu itu merupakan kota yang cukup makmur dengan fasilitas pelabuhan penting dan banyak dikunjungi kapal-kapal dagang yang berasal dari Jeddah, Yambuk (Daerah Hijaz), Sawakin (Sudan), Aqabah, Qalzam, Suez (Mesir). Sedangkan hubungan darat dengan Kairo dan Alfarma.

Dengan hijrah ke Sinai itu, orang Yahudi akan menemukan dua sasaran. Pertama, hendak mengasingkan diri dengan menjauhi daerah-daerah ramai dan padat penduduk yang mungkin akan mengikuti atau mengetahui langkah-langkah dan tingkah laku mereka. Kedua, dapat melanjutkan usaha dagang mereka dalam keadaan tenang dan tenteram melalui darat dan laut.

Hijrah itu dipimpin oleh Abraham Sang Yahudi. Dia sendiri bersama keluarganya telah berangkat lebih dulu ke kota Thur, dengan harapan tahun-tahun akan berlalu tanpa diketahui orang bahwa dia berada di kota itu, supaya tidak diketahui gerakan rahasia yang dikelolanya. Yang terpenting baginya adalah Pemerintah Utsmani tidak memperhatikan tindak tanduknya demi kepentingan bangsanya.

Keinginannya itu sebenarnya bisa tercapai jika orang-orang Yahudi tidak melakukan gangguan-gangguan terhadap para Rahib gereja Santa Katherina yang akan berakibat mereka (para Rahib) nantinya mengadukan kejadian itu kepada Pemerintah Pusat (al-Bab el-Ali) di istana. Berhubung Pemerintah Utsmani sungguh-sungguh melindungi keamanan ahli dzimmah (Yahudi dan Nasrani) dan mengawasi bangsa Yahudi dengan ketat agar tidak melakukan hijrah ke Sinai secara gelap, maka segera setelah pengaduan itu, Pemerintah Pusat bertindak melalui al-Wali (Gubernur) Mesir mengeluarkan tiga Dekrit tertanggal Jumadil Awal 989 (Juni 1581), Shafar 991 (Februari 1583) dan Dzulhijjah 993 (Desember 1585). Tiga Dekrit itu mengandung pengaduan para Rahib, dengan instruksi pengusiran atas diri Abraham Sang Yahudi, isterinya dan anak-anaknya beserta semua orang-orang Yahudi dari Sinai dan larangan keras bagi mereka untuk kembali ke Sinai.

Pelaksanaanya diserahkan kepada Pemerintah setempat dengan catatan tidak boleh ditunda walaupun hanya satu hari. Instruksi tersebut ditutup dengan kewajiban melindungi dan memelihara keamanan para Rahib Santa Katherina.

Dari Dekrit-dekrit Pemerintah Turki Utsmani mengenai bangsa Yahudi dan dari situasi pada waktu dikeluarkannya, dapat ditarik kesimpulan:

PertamaKaum Yahudi Zionis telah menunjukkan tatapan mata mereka atas Sinai semenjak lebih dari empat abad yang lalu, sebagai jalan pintas untuk memasuki Palestina seluruhnya. Setelah mereka diusir dari Sinai, mereka tidak berputus asa, bahkan terus berjuang dengan penuh kesabaran melalui bermacam-macam jalan dan tipu daya, dan akhirnya setelah empat abad kemudian barulah mereka dapat menyerbu Palestina.

Kedua, Pemerintah Turki Utsmani yang menguasai Mesir dan memikul tanggung jawab mengenai keamanannya, terutama terhadap Yahudi yang ingin menyerbu daerah Sinai sebagai jalan masuk ke Palestina, telah menolak dengan keras kaum Yahudi yang masuk dengan diam-diam.

Mungkin ketabahan hati sultan-sultan Turki Utsmani dan kesungguhan mereka dalam menolak dengan keras masuknya kaum Yahudi ke Sinai (Pintu Palestina) itu disebabkan karena mereka telah mengetahui dan telah mengalami cara-cara dan tipu muslihat orang-orang Yahudi yang membahayakan keselamatan Negara.

Ketiga, kesungguhan Pemerintah Turki Utsmani membersihkan daerah Sinai dari benih-benih Zionisme, diikuti dengan rasa kasih sayang kepada para Rahib Santa Katherina, tidak lain adalah karena didorong tiga faktor:
a. Para Rahib Santa Katherina termasuk warga negara yang harus mendapat perlindungan dari Pemerintah.
b. Rahib-rahib itu termasuk golongan yang lemah, tidak layak jika Pemerintah membiarkan mereka menjadi sasaran gangguan yang ditimbulkan orang-orang Zionis yang memusuhinya, yang dibantu gerakan Zionis Internasional yang dibelakangnya berdiri negara-negara Inggris, Perancis dan Tsar (Rusia).
c. Sikap kasih sayang dari Pemerintah terhadap para Rahib Santa Katherina menyebabkan adanya rasa hormat dari ahli pikir Barat terhadap Pemerintah Utsmani, serta menyanggah segala tuduhan yang dilancarkan oleh Barat terhadap Pemerintah Utsmani bahwa Pemerintah tidak berbuat adil terhadap ahli kitab yang bermadzhab apapun.

Hal tersebut diatas terjadi sebelum Sultan Abdul Hamid naik tahta tahun 1876 dimana sudah semakin banyak pengaruh Zionisme dalam Pemerintah Utsmani disertai usaha untuk melemahkan kekuasaanya. Tindakan orang-orang Yahudi tersebut diambil untuk membuka peluang bagi negara-negara Barat agar dapat mengikis dan mengambil kembali daerah-daerah kekuasaan Turki Utsmani.

oleh: Fathr Ridlwan
dari: Majalah Adl-Dluhah no. 79, Ramadhan 1402,

Kronologi Raja-raja Palestina, Bukti Israel Tidak Punya Hak Historis 9 Juni 2010

Posted by yopie noor in Tarikh.
Tags: , , ,
2 comments

Secara kronologis, beberapa kekuasaan yang pernah mendominasi di tanah Palestina dapat disusun sebagai berikut:

Sebelum Masehi.
1600 – 1200 sM, tanah Palestina berada dibawah dominasi Mesir.
1200 – 1028 sM, Josua memimpin bani Israel merebut Palestina.
1028 – 1013 sM, Saud menjadi raja di Palestina.
1013 – 973 sM, Nabi Daud as menjadi raja di Palestina.
973 – 933 sM, Nabi Sulaiman as menjadi raja di Palestina, sepeninggalnya kerajaan terpecah menjadi dua, dibawah kendali kedua putranya, kerajaan Israel dan kerajaan Judea.
933 – 722 sM, kerajaan Israel berada dalam wilayah Galilea.
722 sM, kerajaan Israel ditaklukkan kerajaan Sargon dari Assyria, mengangkut 10 suku Israel sebagai tawanan yang nasibnya tidak diketahui sampai sekarang.
933 – 586 sM, kerajaan Judea berada dalam wilayah Jerusalem.
586 sM, kerajaan Judea ditaklukkan raja Nebukhadnezar dari Babilonia,mengangkut 2 suku Israel sebagai tawanan, menghancurkan Jerusalem dan Bait Allah.
586 – 538 sM, dibawah taklukan Babilonia.
538 sM, Babilonia dan Palestina ditaklukkan Cyrus the Great dari dinasti Achaemenids (Persia), membebaskan 2 suku Israel dari tawanan dan mengizinkan pulang ke Jerusalem, membantu pembangunan kembali Bait Allah (Solomon’s Temple) di dataran tinggi Zion yang sebelumnya dihancurkan Nebukhadnezar.
538 – 332 sM, dibawah taklukan dinasti Achaemenidz.
332 – 323 sM, dibawah taklukan Macedonia (Greek).
323 – 198 sM, dibawah kekuasaan dinasti Ptolemi (Mesir/ Greek)
198 – 168 sM, dibawah kekuasaan dinasti Seleucids (Greek).
168 – 63 sM, kerajaan Makkabi, kekuasaan nasional Yahudi.
63 sM – 636 M. dibawah penaklukan imperium Romawi..

Sesudah Masehi:
65 – 75 M
, pemberontakan total pihak Yahudi di Palestina, panglima Titus menghancurkan Bait Allah di dataran Zion tahun 70 M, menghalau bangsa Yahudi keluar dari tanah Palestina, dan terjadilah sejarah GREAT DIASPORA (Bercerai-berai tanpa tanah air).
137 M, pemberontakan Bar-Kocheba di Palestina, setelah orang Yahudi berangsur-angsur masuk kembali lalu dibasmi secara total oleh pihak imperium Romawi.
636 – 1916 M, dibawah kekuasaan Daulah Islamiyah (kekhalifahan)..
1916 – 1948 M, dibawah kekuasaan Inggris.
1948 M, awal berdirinya negara Israel.
(Sumber: Agama-agama Besar di Dunia, Joesoef Sou’yb).


Dari kenyataan sejarah yang menyangkut Palestina, adalah tidak mungkin untuk mengklaim adanya hak historis bagi Israel sebagai pemukim pertama. Karena jauh sebelum itu, orang Yahudi hanya merupakan salah satu unsur diantara sekian banyak pemukim di Palestina. Dengan begitu, mereka pada hakekatnya tidak memiliki landasan sejarah yang sah untuk menuntut suatu daerah khusus. Sebab ketika mereka tiba di Palestina baik lewat imigrasi, penetrasi atau penaklukan, sebenarnya hanyalah satu dari sekian banyak penakluk yang terdiri dari beberapa bangsa, diantaranya Mesir, Hitti, Babilonia, Yunani, Persia, Romawi, Arab, Turki dan Inggris.

Menurut Roger Garaudy, orang-orang Yahudi memainkan peranan penting hanya seperti diuraikan dibawah ini:
1. Pendudukan Kanaan oleh suku-suku dimasa Josua.
2. Tujuh puluh tiga tahun masa pemerintahan Nabi Daud as dan Nabi Sulaiman as.
3. Pengasingan ke Babilonia dan kemudian upaya untuk kembali.
4. Dan akhirnya revolusi tahun 66 – 70 M dan 132 – 135 M dalam melawan kekuasaan Romawi.
(Israel dan Praktek-praktek Zionisme, Roger Garaudy)

Kalau kita pakai catatan kronologis, maka dari sekian banyak migrasi hanya migrasi suku Ibrani; dari sekian banyak kerajaan hanya kerajaan Nabi Daud as, Nabi Sulaiman as dan kedua putranya, serta negara kerajaan Makkabi; dan diantara sekian banyak revolusi, hanya revolusi yang dipimpin Bar-Kocheba; yang benar-benar hak historis bagi Israel. Tetapi Theodor Herzl dan kelompoknya sebagai pencetus gerakan Zionisme politik mencoba memanipulasi sejarah secara sistematis seraya mengajukan fakta-fakta yang tidak representatif, sebagaimana yang ditulis untuk buku pelajaran anak-anak sekolah di Israel yang sebenarnya merupakan bagian dari propaganda yang ditujukan kepada dunia luar untuk mengungkap sejarah Palestina hanya bagian-bagian tertentu saja. Sejarah tentang Palestina dihapuskan paling tidak selama hampir dua ribu tahun, yaitu sejak millenium ketiga hingga kedatangan orang-orang Ibrani, seolah-olah dikawasan tersebut dianggap tidak terjadi sesuatupun, juga sejak revolusi Bar-Khoceba di tahun 135 M hingga terbentuknya Jewish National Home tahun 1948.

Negara Israel yang sering disebut oleh tokoh-tokoh Zionisme sesungguhnya tegak diatas ideologi yang keliru serta di topang oleh serangkaian tindak kejahatan dan terorisme yang pada hakekatnya tidak lagi memiliki watak yang suci warisan Nabi-nabi mereka. Tindak kejahatan anak cucu Yakub yang telah melewati batas, memaksa Nabi-nabi Israel mengutuknya.

“Baiklah dengarkan ini, hai para kepala kaum Yakub, dan para pemimpin kaum Israel!. Hai kamu yang muak terhadap keadilan, dan yang membengkok segala yang lurus, hai kamu yang mendirikan Zion dengan darah dan Jerusalem dengan kelaliman!. Para kepalanya memutuskan hukum karena suap, dan para imamnya memberi pengajaran karena bayaran, para nabinya menenung karena uang, padahal mereka bersandar kepada Tuhan dengan berkata: Bukankah Tuhan ada di tengah-tengah kita! Tidak akan malapetaka menimpa kita! Sebab itu oleh karena kamu maka Zion akan dibajak seperti ladang, dan Jerusalem akan menjadi timbunan puing-puing dan gunung. Bait Suci akan menjadi bukit yang berhutan”. (Mikhael 3: 9-12)

dari: Menggugat Tanah Perjanjian Tuhan, oleh Choiyin.